Menjadi desainer tentunya harus berpikir kritis dan kreatif, namun tak kala ada saatnya desainer terkena Creative Block atau otak lagi not responding terhadap kekreatifan. Menurut Ben Long dari seminar LinkedIn Learning, ada berberapa jenis ketakutan yang dihasilkan ketika mendesain sehingga dapat memblokade imajinasi dan kekreatifitas, jenis ketakutan itu dinamakan Long's Taxonomy Of Creative Fears. Apa aja ketakutan yang mengjadi penghambat dalam berkreasi? Berikut Long's Taxonomy Of Creative Fears.
-FEAR you might be stupid
-FEAR of bad ideas
-FEAR of bad process
-FEAR of the unknown
-FEAR of not being liked
-FEAR because you can't see the path
-FEAR of discovering you're not good at what you do
-FEAR of discovering you're not what you think you are
Translate/Terjemahan
-Ketakutan Anda mungkin bodoh
-Takut pada ide buruk
-Takut akan proses yang buruk
-Takut akan hal yang tidak diketahui
-Takut tidak disukai
-Ketakutan karena Anda tidak bisa melihat jalannya
-Takut mengetahui bahwa Anda tidak pandai dalam apa yang Anda lakukan
-Takut menemukan Anda tidak seperti yang Anda pikirkan
Menjadi kreatif dan dapat mendesain dengan bebas tidak perlu takut dengan setiap percobaan desain yang ada, terus berusaha dan mencoba.
Berikut Cara Lainnya Memunculkan Ide dan Kreasi Desain Grafis
-Brainstorming
-Melihat Blog Desain Grafis
-Mencari Refrensi
-Perbanyak Membaca
-Perbanyak Latihan dan Mencoba
-Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan
-Biasakan Mencatat Ide
Jadi tetaplah semangat dan jangan takut melangkah dan terus berkarya, selama ada usaha disitu pasti ada jalan, kesempatan tidak bisa datang dua kali dan diulang. Kalian adalah desainer sehingga jadi kalian yang membuat peraturannya (tapi tetap sesuai dengan konsep etika Desain Grafis), karena hasil desain tergantung dari pikiran dan kekreatifan kalian masing-masing.
"You are the Designer, You make the rules!"
Sean Adams
Bagaimana, sudah paham belum?
Boleh bertanya dan berekspresi di komentar kalau mau hehe...
Mau di Subscribe juga boleh kalau merasa bermanfaat.
Salam Penulis,
Gray Hansen Limantoro.
Comments